TAPUT SUMUT – trenberita.info | Proyek pengaspalan jalan belum lama di perbaiki baru seumur jagung dikerjakan namun hitungan bulan Kondisi jalan aspal sudah rusak, mulai berlubang dan retak seperti kulit buaya banyak kelihatan di sepanjang jalan Nasional Siborong – borong Sidempuan.
Melihat Kondisi kualitas proyek pengaspalan di sejumlah ruas jalan Nasional maupun jalan Provinsi di Tapanuli Utara dipertanyakan dan disoroti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pasalnya, lebih dari 100 kilometer jalanan aspal di Tapanuli Utara mengalami kerusakan, termasuk di Desa Sitompul, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara.
Maniur Manalu ,Ketua DPD Sumut LSM OMCI (Obor Monitoring Citra Independen) angkat bicara dan menilai, sebagian besar penyebab cepat rusaknya kondisi jalan tersebut, disebabkan karena adanya dugaan praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), baik dari pelaksanaan lelang hingga pelaksanaan teknis dan prosedur kerja yang tidak mengacu pada standar yang diterapkan Balai Jalan Nasional.
Mulai dari pelaksanaan pelelangan, sudah terindikasi KKN, hingga mengakibatkan persaingan yang tidak sehat antara perusahaan penyedia jasa. Perusahaan Pemenang Lelang kerap memonopoli calon pemenang yang ditentukan Pejabat PA maupun Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), ” terang Maniur Manulu kepada trenberita.info senin (11/11/2019).
Indikasi Korupsi dalam pelaksanaan pembangunan jalan tersebut pelaksanaan pekerjaannya disaat turun hujan dan tidak menggunakan kompresor untuk menyemprot genangan air makanya kualiatas pekerjaan sangat di ragukan, terang Maniur.
Di tambahkan Maniur, “seharusnya, untuk mendapatkan hasil yang optimal pada proyek jalan yang menggunakan aspal hotmix (Hot Mixing Plant), Dinas terkait harus melakukan dan menerapkan sertifikasi kalibrasi terhadap AMP (Asphalt Mixing Plant), termasuk peralatan pendukung lain serta standar penyimpanan material, tegasnya.
Sebuah AMP proyek, juga harus tersedia laboratorium dan tenaga laborat untuk mengontrol kualitas produksi aspal hotmix yang diaduk di dalam AMP, sehingga menghasilkan aspal yang memiliki stability, fleksibility, durability, absorsi agregat serta gradasi agregat yang sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan.
Berdasarkan referensi yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa kejanggalan dalam prosesdur pelaksanan pekerjaan proyek jalan seperti tidak ratanya lapisan resap perekat aspal (Tack Coat), kurang mulusnya lapisan permukaan aspal jalan (Surface), hingga cenderung ber-Void yang diakibatkan kontrol ketebalan aspal saat finisher penghamparan aspal yang terkesan asal jadi dan tidak berdasarkan standard yang ditentukan. Hal ini menyebabkan proses leveling existing badan jalan yang menjadi bergelombang dan keriting dan retak seperti kulit buaya..
Parahnya, pejabat pengawas pekerjaan serta konsultan seakan tutup mata dengan pekerjaan pengaspalan ini. Hingga ketika jalan sudah rampung selesai dikerjakan masih terdapat banyak kejanggalan-kejanggalan, paparnya.
Akibatnya, dari dugaan permainan korupsi ini, belum sampai lima tahun, sejumlah ruas jalan yang sudah dikerjakan pasti sudah hancur. Bahkan akibat manipulasi standar dan bestek antara kontraktor dan pejabat, ruas jalan nasional yang rusak di siborong-borong Sidempuan bisa membunuh sejumlah warga pengendara motor dan mobil yang terjerembab ke dalam lubang menganga, ditengah jalan. (TB.Reno H)